Breaking News

AS Optimis Rencana Damai Ukraina Segera Tercapai

 AS: Amerika Serikat (AS) menyatakan telah mencapai kemajuan signifikan dalam merumuskan rencana untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina selama pembicaraan dengan para pejabat Ukraina dan Eropa yang berlangsung di Swiss.

Menlu AS Marco Rubio berbicara kepada wartawan mengenai rencana AS untuk mengakhiri perang. (Foto: AFP/Fabrice Coffrini)

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio pada hari Minggu mengatakan "kemajuan luar biasa" telah dicapai pada proposal AS untuk menghentikan perang yang telah berlangsung hampir empat tahun di Ukraina, meskipun ia tidak memberikan rincian yang banyak.

“Kami benar-benar bergerak maju, jadi saya merasa sangat optimis bahwa kami akan mencapainya dalam waktu yang sangat wajar, sangat segera,” kata Rubio kepada wartawan di misi AS di Jenewa.

Rubio menyebutkan masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan terkait beberapa pertanyaan kunci, termasuk peran NATO dan jaminan keamanan untuk Ukraina. 

Namun, ia menekankan bahwa timnya telah mempersempit masalah-masalah yang belum terselesaikan dalam rencana perdamaian 28 poin untuk Ukraina, yang digagas oleh Presiden AS Donald Trump.

“Dan kami telah mencapai hal itu hari ini dengan cara yang sangat substantif,” tegasnya.

Sentimen optimis Rubio disambut baik oleh Andriy Yermak, Kepala delegasi Ukraina. Yermak mengatakan kepada wartawan bahwa mereka membuat "kemajuan yang sangat baik" dan "bergerak maju menuju perdamaian yang adil dan abadi yang layak didapatkan oleh rakyat Ukraina."

Sebelumnya, pernyataan Presiden Trump melalui media sosialnya pada Minggu pagi sempat menjadi sorotan. Trump mengkritik bahwa Ukraina belum menunjukkan rasa terima kasih atas upaya AS untuk mengakhiri perang.

"Kepemimpinan Ukraina Belum Menyatakan Rasa Terima Kasih Sedikit Pun Atas Upaya Kami, Dan Eropa Terus Membeli Minyak Dari Rusia,” tulis Trump di situs media sosialnya.

Beberapa saat kemudian, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy melalui platform X, mengatakan negaranya "berterima kasih kepada Amerika Serikat ... dan secara pribadi kepada Presiden Trump" atas bantuan yang telah "menyelamatkan nyawa warga Ukraina."

Spekulasi mengenai pertemuan langsung antara kedua pemimpin juga mencuat. Saluran berita CBS melaporkan, mengutip pejabat AS dan Ukraina, bahwa Zelenskyy mungkin akan mengunjungi AS dalam beberapa hari mendatang untuk pembicaraan langsung dengan Trump.

Rencana 28 poin Trump telah memicu kekhawatiran di Kyiv dan beberapa ibukota Eropa. Draf proposal tersebut dilaporkan mencakup tuntutan garis keras Rusia, termasuk mengharuskan Ukraina yang diserang untuk menyerahkan wilayah, mengurangi ukuran tentaranya, dan berjanji untuk tidak pernah bergabung dengan NATO.

Presiden Trump telah memberi batas waktu kepada Ukraina hingga 27 November untuk menyetujui rencana tersebut, namun Kyiv menginginkan perubahan. 

Zelenskyy sendiri telah menyatakan bahwa negaranya mungkin menghadapi pilihan berat antara memperjuangkan hak kedaulatannya atau mempertahankan dukungan AS yang sangat dibutuhkan.
Ketika ditanya apakah kesepakatan bisa dicapai pada Kamis, sesuai permintaan Presiden AS, Rubio menjawab, “batas waktunya adalah kami ingin menyelesaikan ini sesegera mungkin.”

Rubio menyebut proposal AS sebagai "dokumen yang hidup dan bernapas" (living, breathing document) yang akan terus berubah. Ia menambahkan bahwa produk akhir setelah siap tetap harus diajukan kepada Moskow.

“Jelas, Rusia akan memberikan suara di sini,” katanya.

Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya mengatakan cetak biru perdamaian ini dapat “meletakkan dasar” bagi penyelesaian damai final, namun ia juga mengancam akan melakukan perebutan wilayah lebih lanjut jika Ukraina menjauh dari negosiasi, (*)
Posting Komentar