Program Makan Bergizi Gratis di Cirebon Dievaluasi, Limbah Dapur Jadi Sorotan
Font Terkecil
Font Terbesar
Cirebon: Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Cirebon, Jawa Barat, terus dievaluasi, terutama dalam hal pengelolaan limbah yang dihasilkan dari dapur penyelenggara. Pemerintah dan lembaga terkait menilai, kolaborasi lintas sektor diperlukan agar keberhasilan program ini tidak menimbulkan dampak ekologis maupun sosial-ekonomi di masa depan.(6/10/25).
Program MBG merupakan salah satu langkah strategis pemerintah untuk mendukung peningkatan gizi anak bangsa, khususnya di tingkat sekolah dasar. Namun di sisi lain, limbah yang dihasilkan dari dapur MBG kini menjadi perhatian sejumlah pihak, termasuk Badan Gizi Nasional dan lembaga kajian lingkungan.
Direktur Pusat Studi Agama, Lingkungan, dan Sosial ISIF Cirebon, Abdul Malik, menjelaskan bahwa sisa bahan makanan serta limbah cair dari dapur MBG berpotensi mencemari lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.
“Kami mendorong para pengelola dapur, BGN, dan pemerintah untuk melakukan evaluasi terhadap pengelolaan limbah MBG,” ujarnya, Minggu, 5 Oktober 2025.
Ia menambahkan, limbah yang dihasilkan tidak hanya berupa sampah organik, tetapi juga limbah cair seperti sabun, minyak, dan bahan kimia lain yang berisiko merusak air tanah.
“Kalau ke depan volume limbah ini semakin besar dan tidak dikelola dengan baik, bisa menumpuk menjadi ratusan bahkan jutaan ton per hari,” ucapnya.
Meski demikian, Abdul Malik menilai limbah tersebut bisa menjadi peluang ekonomi baru jika diolah secara tepat.
“Jika dikelola dengan baik, limbah ini bisa menghasilkan ekosistem lingkungan yang sehat dan memberdayakan masyarakat, misalnya dengan mengolahnya menjadi pakan ternak,” imbuhnya.
Hal senada disampaikan konsultan peternakan, Rona Ayudya. Ia menilai limbah dapur MBG masih bisa dimanfaatkan sebagai bahan tambahan pakan ternak atau ikan.
“Limbah dari dapur MBG ini sebenarnya masih bisa diolah dan dimanfaatkan oleh peternak. Tapi harus diolah dulu supaya tidak menimbulkan bau atau lalat yang bisa mengganggu kesehatan,” jelasnya.
Melalui evaluasi berkelanjutan dan kolaborasi antara pemerintah, pengelola dapur, serta masyarakat, program MBG diharapkan dapat terus berjalan optimal. Tujuannya bukan hanya memberi asupan gizi seimbang bagi anak-anak, tetapi juga menjaga keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat sekitar.(*)